Dari Tiga Aliyah

Semua cerita gua akan gua mulai dari tiga aliyah. Buat kalian yang engga tau aliyah itu apa,jadi aliyah itu sebuah tingkatan sekolah yang setara dengan SMA. Oke gua mulai, gua sekolah disalah satu pondok pesantren yang bagus di bekasi, tercatat di POMAMA.COM pondok gua itu menjadi nomer 5 yang terbagus di bekasi,keren kan.

Menjadi murid di kelas akhir itu cukup seru, kadang senang karna sebentar lagi gua bakal lulus dan menjadi alumni, tapi kadang sedih juga karna banyak banget persyaratan lulusnya. Tapi saat gua tau 6 bulan lagi gua akan lulus, ada sebuah perkataan yang melintas diotak gua “nikmatilah masa-masa akhir sekolah lu, karna ini ga akan terulang kembali”. Sekita gua berjanji dalam diri gua bahwa apapun yang terjadi di tiga aliyah ini, harus lu terima harus lu sabarin dan harus lu nikmatin. Cukup dramatis gitu si tapi yaa emang gitu biar seru wkwk.

Yang menjadi beberapa faktor anak tiga aliyah jadi pusing dan mumet itu terkadang karena kegiatannya yang padet, dari mulai bimbel-bimbel untuk ujian, ujian pondok, ujian lisan, ujian al-qur’an, belum lagi ujian-ujian negri lainnya. bacanya aja pusing kan? Tapi tenang, anak pondok ga selemah itu braayy.

Dan dari sini banyak temen-temen gua yang udah mulai menyusun mimpi-mimpinya dibuku diarynya masing-masing, kayak ditulis gitu. Ada yang udah nulis sampe dia kerja dimana nantinya, keliling dunia kemana aja nantinya dan bahkan ada yang udah nulis sama siapa nanti nikahnya. Unik si tapi gua pernah baca di idntimes.com kenapa kita harus menulis mimpi kita, mimpi besar maupun mimpi kecil. Salah satunya yang gua rasain banget yaitu ini, Dengan menuliskan mimpi-mimpi kita itu bisa menjadi sebuah pengingat disaat kita lelah dan ingin menyerah. Ini yang gua rasain banget, disaat gua cape buat ngejalanin hidup ini, gua langsung liat buku diary gua dan seketia gua inget gua punya janji, bahwa semua mimpi gua harus terwujud.

Besok adalah hari  dimana ketika gua dan teman-teman semua disuruh untuk memilih universitas yg kita tuju. Berbagai universitas diberi tahu dijelaskan kepada kita. Dari mulai universitas al azhar cairo yang begitu banyak cerita menarik cerita dari guru kami karena guru disini lumayan banyak yang lulusan dari sana. Jadi, tidak heran kalau muridnya banyak juga yg ingin kesana. Universitas di indonesia juga ga kalah menariknya sama universitas di luar sana, jangan anggap remeh universitas yang ada di indonesia. Belum tentu kita bisa masuk sana kalau belajarnya gini-gini aja. Kaya gua yang ga keterima di universitas yang ada di indonesia. Kenapa ko ngga keterima? Ya karna keyakinan dan usaha gua sedikit jadi allah juga ga ngasih banyak ke gua deh.

Hari semakin dikikis oleh waktu, hari kelulusan tinggal beberpa bulan lagi. Makin cepat hari kelulusa makin banyak juga yang ditangisin, makin banyak juga yang dikeluhin. Ada yang belajar sampe malem karena ga mau besok pas ujian akhir nilainyan jelek, ada juga yang belajar bareng, ada yang sampe nangis-nangis karena ujian al-qur’an yang remedial berkali-kali dan ada juga yang sampe sakit karna down ga keterima di universitas yg dia tuju. Tapi alhamdulillah semua temen gua bisa lulus murni tanpa ada syarat.

 Tahun 2019 gua baru lulus MA dan setiap anak yang baru lulus MA pasti yang dipikirin abis ini mau kuliah di mana atau mau kerja apa. Gua memilih ikut bimbingan untuk kuliah di Mesir. Setelah satu minggu lulus MA, seluruh pelajar putra dan putri yang mengikuti bimbingan kuliah di Mesir di sekolah gua diminta untuk berkumpul di aula sekolah.

Sesampainya di aula, disitu kita semua dibimbing dan di arahkan bagaimana cara-cara untuk mengikuti tes mesir ini. Setelah berkumpul gua dan ayah langsung pulang kerumah, tapi perasaan gua seperti ada yang aneh, seperti kurang nyaman rasanya jika gua kuliah disana. Bukan berarti kuliah disana tidak bagus, justru dimesir adalah salah satu pusat peradaban islam dan dan pusat ilmu-ilmu agama islam tertua. Jadi,untuk kuliah disana seharusnya tidak ada yang diragukan lagi. Tapi rasanya ini sunggu aneh, hati gua kayak ngga cocok.

“astagfirullah” ucap dalam hati.

Sesampainya dirumah gue langsung berbicara sama ayah.

“yaahhhh” panggil gue keayah dengan wajah aga ragu.

“kenapa de” sahutnya dengan lembut.

“se..sepertinya bunga engga jadi kuliah dimesir yah”ucap gua gugup.

Ayah sepertinya aga kaget gue bilang kayak gitu.

“ko bisa berfikir seperti itu de? Bukannya tadi kita baru saja diskusi untuk bimbingan tes yah?

“iya yah,kayanya perasaan bunga ada yang ganjel aja gitu kalo bunga terusin kuliah di sana”

“alasannya?” ayahgue mulai tanya yang lebih detail lagi.

“bunga mau coba pengalaman yang beda yah, bukan berarti bunga ga suka kuliah disana yah, bunga suka sama keanekaragaman mesir, yang begitu indah dengan sejarah dan peradaban islamnya, i love it. Tapi ....” ayah lansung menyanggah omonganku.

“iya ayah faham de”

Seakan-akan ayah seperti sudah tau kemauan anak bungsunya ini, yang suka mencoba hal-hal baru diluar prediksinya. Senang sekali rasanya diizinkan sama ayah begitu juga ibu, karena mereka tak pernah melarang anaknya kemanapun iya mau belajar, ayah selalu bilang “ dimanapun kamu kuliah ayah tidak bisa larang itu asalkan itu baik, karena yang tau kedepanya itu kamu, ayah dan ibu hanya bisa mengarahkan kamu yang terbaik, mendukung kamu yang terbaik dan mendoakan kamu yang terbaik”.

Setelah ayah membolehkan gua untuk memilih kuliah dimana aja, mulai saat itu gua mencari kemana gua akan kuliah, dan gua tetap kekeh kuliah di luar negri. karna dari kaka gua belum ada yang kuliah diluar negri jadi gua pengen meneruskan cita-cita ayah gua yang dulu ingin kuliah diluar negri tapi tidak bisa karna umurnya melebihi batas peraturan, padahal Cuma kelewat sebulan, itu yang buat gua semakin semangat untuk kuliah diluar negri.

Komentar

Postingan Populer